KEMBALI KE AKAR, TERUS MELAJU INDONESIA MAJU DENGAN TAMPA MELUPAKAN AKAR NUSANTARA
Didalam garapan ini kami mengambil tema NUSANTARA, dengan memadukan Sosok Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno yang di naungi oleh Burung Garuda (Lambang Negara), yang terbuat dari bahan kayu Jati.
Ideologi Garapan
Kata Nusantara adalah sebutan nama bagi seluruh wilayah Kepulauan Indonesia. Akar nama Nusantara berasal dari kata nusa artinya pulau dan antara yang berarti luar atau seberang. Atau lebih jelasnya Nusantara merupakan istilah yang berasal dari perkataan dalam bahasa Kawi (bahasa Jawa Kuno yang banyak dipengaruhi oleh bahasa Sanskerta), yaitu nusa atau pulau dan antara atau luar. Di Indonesia, istilah Nusantara secara spesifik merujuk kepada Indonesia (kepulauan Indonesia). Kata ini tercatat pertama kali dalam kitab Negarakertagama untuk menggambarkan konsep kenegaraan.
Ir. Soekarno
Ir. Soekarno (Ejaan Republik: Sukarno, (6 Juni 1901 – 21 Juni 1970) adalah Presiden pertama Republik Indonesia yang menjabat pada kurun waktu 1945–1967. Beliau adalah seorang tokoh perjuangan yang berperan penting dalam memerdekakan bangsa Indonesia dari kolonialisme Belanda. Bersama Mohammad Hatta, ia memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno orang pertama yang mencetuskan konsep mengenai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan ia sendiri yang menamainya.
Burung Garuda
Burung Garuda melambangkan kekuatan dan gerak yang dinamis, terlihat dari sayapnya yang mengembang. Hal ini sebagai menandakan Burung Garuda siap terbang ke angkasa dan melambangkan dinamika serta semangat untuk menjunjung tinggi nama baik bangsa dan negara Indonesia. Ternyata, ide yang ditelorkan oleh Gede Hendra, bukan tanpa alasan. Ia merancang patung tersebut, karena sempat lama menyesali diri akibat tidak lolos seleksi masuk akademi kepolisian (Akpol)
"Saya tamat SMA masuk kepolisian rencana cari Akpol tapi tidak lolos, di situ saya sempat patah semangat padahal cita-cita saya ingin mengabdikan diri kepada Negara dengan jalan menjadi polisi," kata Gede Hendra.
Ayahnya, I Gede Rediawan, mengatakan setelah anaknya menyatakan mempunyai ide membuat patung Bung Karno dari kayu jati langsung disanggupi. Ia mulai menyiapkan bahannya sementara anaknya membuat konsepnya.
Hal ini dilakukan semata-mata mendukung anaknya agar tetap bangga pada bangsa dan negara, dengan menorchkan karya melalui patung.
Sari Timbul Mengharapkan dari patung Soekarno ini anak-anak yang gagal di bidang apapun dengan melihat karya ini akan bisa bangkit kembali, Cinta dengan Nusantara (NKRI) bisa dilakukan dengan banyak cara yang positif, danbesar harapan Sari timbul agar penerus bangsa ini dengan melihat karya patung soekarno ini bertambah muncul rasa bangganya menjadi penerus Bangsa INDONESIA
Kayu Jati
Makna dari nama "Jati" mempunyai arti "Sejati/Kesejatian". Pohon jati melambangkan kesejatian hidup dan keteguhan. Sifat pohon jati yang terkenal kuat, tahan terhadap serangan hama, tahan terhadap perubahan cuaca serta tahan terhadap serangan jamur, merupakan lambang tentang keteguhan hati dan kesejatian hidup, tidak mudah dipengaruhi dan diombang-ambingkan oleh hal- hal yang tidak baik.
Pohon jati memiliki corak yang penuh dengan guratan seni serta penuh warna, ini melambangkan bahwa kita semua memiliki karakter atau sifat yang berbeda-beda, serta memiliki bakat atau talenta yang berbeda pula. Tetapi ditengah perbedaan tersebut jika kita mau bekerja sama serta membaur satu sama lain maka akan menimbulkan sebuah keindahan. Pohon jati ini sebenarnya juga bisa melambangkan akan Negara Indonesia, kita semua tahu bahwa Indonesia mempunyai beragam suku bangsa, beragam bahasa, banyak budaya dan adat istiadat, serta ada banyak agama. Jika semua itu bisa saling menghargai hidup berdampingan dengan rukun maka akan menghasilkan sebuah keindahan, seperti kayu jati yang mempunyai keindahan. Semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" yang diambil dari Kitab Sutasoma sangat menginspirasi akan hal ini. Sebenarnya inilah yang membedakan Indonesia dengan negara lainnya. Tidak banyak negara yang memiliki latar belakang seperti Indonesia. Maka dari itu banggalah terhadap tanah air Indonesia.
"Terkadang kita lupa, kalau kita hidup”